Sabtu, 15 Maret 2014

Anak pemalu dan norak, mimpi menjadi penyanyi

         Pemuda ini lahir di Tupelo, Missisippi, dari keluarga yang status ekonominya hanya sedikit di atas garis kemiskinan.
Ketika kecil ia di kenal sering menjadi korban bully teman-temannya karena di anggap anak mama.
Pada usia 10 tahun ia ikut pentas nyanyi, dengan pakaian koboi, naik ke atas kursi bernyanyi Old Shep. Ia menepati urutan ke-5 dan mendapat hadiah $5.
Di usia 11 tahun ia mendapat gitar pertamanya, sebagai hadiah ulang tahun. Sebenarnya ia sangat ingin punya senapan, tapi orang tuanya tidak mampu membeli dan menggantikannya dengan gitar.
Tahun berikutnya ia di ajari kakaknya teknik dasar bermain gitar.
Di usia remaja ia mulai suka musik. Ketika usianya menginjak 12 tahun ia di beri kesempatan untuk tampil di dua acara.
Akan tetapi acara pertama ia tidak jadi tampil karena mengalami stage fright atau demam panggung yang membuatnya tidak berani tampil. Baru di acara lainnya ia berani tampil.
Pada usia 13 tahun karena kesulitan keuangan, orang tua membawanya pindah ke Tennessee, dan karena keuangan tak kunjung membaik mereka pindah ke perumahan (penampungan) negara khusus untuk orang miskin.
Di sana remaja itu selalu berlatih gitar di laundry room yang kosong ketika tidak banyak orang mencuci baju.
Salah seorang tetangganya bilang, kemana saja pemuda itu pergi, ia selalu membawa gitar.
Ketika berseolah di Humes School, tidak banyak teman yang menyukai penampilannya.
Salah satu anak mengatakan ia sebagai “anak pemalu yang permainan gitarnya tikak akan memenangkan apapun!”
Ia juga menjadi olok-olok teman-teman sebagai pemain musik trashy (sampah) atau hillbilly (kampungan).
Tetapi ada teman –teman yang suka dan memohon padanya untuk bernyanyi, tetapi ia terlalu malu untuk tampil.
Di usia 15 tahun, ia mulai bekerja di sebuah teater untuk menambah penghasilan keluarga akan tetapi berhenti karena ibunya takut mengganggu nilai pelajarannya.
Di usia ini dia juga membiarkan cabangnya tumbuh dan mulai berani berpakaian norak ala koboi daerah selatan. Cara berpakaiannya saat itu kembali menjadi bahan ejekan dan pelecehan dari teman-temannya.
Meskipun tidak populer dan pemalu, di usia 17 tahun ia berani tampil di pentas tahunan sekolah dengan menang dan mendapat tepuk tangan paling meriah.
Setelah lulus SMA ia masih di kenal sebagai anak pemalu yang lebih banyak menghabiskan waktu malamnya di luar rumah. 
Ia mulai bekerja sebagai sopir truk dan mulai menyisir rambutnya gaya duck tall yang banyak di pakai sopir truk masa itu, terdiri dari rambut berminyak numpuk tinggi di bagian atas dan disisir kebelakang pada kedua sisi untuk membentuk panggung bukit atau jahitan di bagian belakang.
Pada usia 18 tahun ia menyewa studio Sun Records untuk merekam lagu untuk hadiah ulang tahun ibunya.
Resepsionis studio Marion Keisker bertanya dia bisa lagu apa? pemuda itu dengan percaya diri bilang bahwa bisa nyanyi apa aja.
Ketika ditanya suaranya mirip siapa?, pemuda itu bilang tidak mirip siapa-siapa. Setelah mendengarnya bernyanyi, resepsionis itu itu memberi catatan “ Good ballad singer, Hold.”
Di usia 19 tahun ia mencoba audisi untuk sebuah home band restoran, the Songfelow, tapi ia di tolak dan di katakan tidak bisa bernyanyi.
Suatu hari boss Sun Records, Sam Philips mencari penyanyi baru dengan suara khas, dan Marion Keisker, sang resepsionis, teringat supir truk yang merekam suaranya untuk hadiah ulang tahun ibunya.
Pemuda itu di panggil dan diminta menyanyikan lagu yang disiapkan, ternyata ia tidak bisa menyesuaikan suaranya.
Untungnya sang produser tidak langsung mengabaikan potensinya, ia meminta pemuda itu bernyanyi apa saja yang  ia tahu, dan pemuda itu berhasik membuat kesan baik di mata sang produser, dan mulai diterima rekaman.
Berapa bulan kemudian, pemuda itu di perkenankan tampil pada Grand Ole Opry yang merupakan acara konser musik country program radio dan di siarkan langsung.
Ia tampil memalukan, setidaknya itu anggapan manajemen panggung saat itu. Sekalipun penonton bersikap sopan (meski tidak terlalu suka) terhadap penampilannya yang tidak biasa, tetapi setelah pertunjukan, manajer Opry, Jim Denny, datang kepadanya dan menyarankan si pemuda untuk kembali saja menyupir truk di daerah asalnya, dan di minta bersumpah untuk tidak kembali lagi ke Grand Ole Opry. Sebuah penghinaan yang luar biasa untuk bakat musiknya!.
Sebanyak tiga halaman kita berbicara tentang seorang anak muda yang sering menjadi olok-olokan dalam pergaulan dan menjadi pecundang dalam karir musiknya.
Apakah kita berbicara tentang penyanyi gagal?
Tidak, kita justru berbicara tentang masa lalu Elvis Presley.
Elvis dikenal sebagai raja musik pop yang di puja hingga kini.
Jutaan manusia masih mencintainya. Setelah meninggalpun Elvis masih menghasilkan sekitar US$30 juta (Rp 300 miliar) per tahun.
Rekaman Elvis telah terjual lebih dari 1 juta kopi di seluruh d3 grammy unia dan ia juga telah membintangi 33 film yang sukses. Di Amerika saja Elvis sudah mendapatkan 150 penghargaan gold, platinum atau multi platinum, termasuk 14 nominasai  grammy dan memenangkan 3 grammy award.
Apa yang membuat Elvis bertahan di dunia musik sekalipun sebelumnya mengalami begitu banyak pelecehan?
“when iwas a boy, i always saw my self as a hero in comic books and in movies. I grew up believing this dream.”
Ketika kecil, aku melihat diriku sebagai pahlawan komik, buku, atau film. Aku besar karena mempercayai impian ini.
HIKMAH:
Bayangkan, terhadap superstar sehebat Elvis orang bisa salah menilai. Ia menjadi bulan-bulanan teman dan musisi di masa lalu.
            Bagaimana jika Elvis mendengarkan mereka yang menghinanya, dan memilih mundur?
Mungkin dunia musik tidak akan sama.

Banyak orang yang mengalami apa yang di alami Elvis lalu frustasi, tapi Elvis tetap bertahan dan berkarya hingga menjadi salah satu selebriti dunia yang terbesar. 
Sumber : 

0 komentar:

Posting Komentar