Senin, 24 Februari 2014

Menyanyi Karna Tidak Bisa Berpuisi (Ebiet G. Ade)

Sejak kecil bakat seni mengalir pada diri anak Banyumas ini. Ketika anak lain bermain sepak bola, ia lebih suka naik sepeda ketempattertentu, melihat matahari terbenam,  memandang langit keemasan, mendengar gemercik air, dsb. Di masa itu banyak yang mengira ia adalah anak pemurung atau pelamun.
Ketika sekolah di Jogjakarta, bakat seninya mulai terasah. Kebetulan kakak dari teman akrabnya adalah seniman dan punya paguyuban seniman. Ia sering bergaul dengan mereka.
Dari awalnya Cuma menonton dan jadi pengembira, ia mulai membuat puisi. Ia banyak membuat banyak syair indah. Namun tidak bisa mendeklarasikan puisi sebagaimana penyair lain.
Karena tidak mampu membaca puisi secara langsung, ia mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara lain, tanpa harus mendeklamasi.
Ia menemukan jalan keluarnya, penyair muda itu mulai menggunakan musik gitar dan menyanyikan syair-syairnya. Kebetulan ketika kecil ia sudah belajar bermain gitar. Gubahan syairnya kini berubah menjadi lirik lagu indah. Tanpa sadar ia ternyata juga bisa menemukan nada-nada yang indah untuk syairnya. Ia baru sadar bisa membuat lagu.
Setelah sekian lama berkarya, mengamen di Malioboro, dan tampil di berbagai panggung, teman-temannya mendoorongnya untuk rekaman, ia menolak karna tidak yakin karyanya akan di terima. Teman-temannya memaksa untuk membuat demo dan mengantarkannya ke beberapa studio rekaman. Ternyata ada salah satu studio yang tertarik dan mengundang penyair yang bernyanyi akibat tidak bisa mendeklamasi ini.
Apakah ini kisah tentang penyanyi yang tidak berbakat?
Tidak, ini bukan kisah seniman yang tidak berbakat.
Ini adalah kisah masa lalu Ebiet G. Ade yang kini di kenal sebagai legenda hidup pelantun lagu balada Indonesia.
Beruntung Ebiet tidak bisa mendeklamasi, sehingga kita mempunyai penyanyi balada yang mewarnai musik Indonesia.
Sentuhan musiknya telah mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indoonesia di kisaran tahun 1979-1983.
Lagu-lagunya di tulis sendiri, dan ia memilih tidak menyanyikan lagu yang diciptakan oranglain.
         Tema lagunya beragam, mulai dri lagu yang bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dan juga cinta.
Sejauh ini terdapat sekitar 25 album yang sudah di terbitkan oleh berbagai perusahaan rekaman.
         Berbagai penghargaanpun sudah diterima, di antaranya: 18 Golden dan Platinum, 10 lagu tebaik ASIRI, penghargaan Cipta Lagu Pembangunan, BASF Award (1984-1988), penyanyi solo dan balada terbaik Anugrah Musik Indonesia (1997), Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000), Planet Musik Award dari Singapura (2002), Penghargaan Lingkungan Hidup (2005), Duta Lingukungan Hidup (2006), dan yang lainnya. (sumber : www.ebietgade.com, dll)

Hikmah :

Ebiet sebelumnya tidak sadar mempunyai bakat menciptakan lagu. Bakat itu di temukan ketika ia mencari cara lain mengungkapkan ekspresi syairnya tanpa mendeklamasi. Setelah banyak lagu dibuat pun, ia masih tidak sadar bahwa karya nya akan menasional. Ia sempat ragu untuk masuk ke dapur rekaman. Sulit untuk membayangkan bahwa penyanyi sekaliber Ebiet pernah meragukan kemampuannya.

Daftar Judul : Klik Disini

Sumber : 

0 komentar:

Posting Komentar