Sejak kecil bakat seni
mengalir pada diri anak Banyumas ini. Ketika anak lain bermain sepak bola, ia
lebih suka naik sepeda ketempattertentu, melihat matahari terbenam, memandang langit keemasan, mendengar gemercik
air, dsb. Di masa itu banyak yang mengira ia adalah anak pemurung atau pelamun.
Ketika sekolah di
Jogjakarta, bakat seninya mulai terasah. Kebetulan kakak dari teman akrabnya
adalah seniman dan punya paguyuban seniman. Ia sering bergaul dengan mereka.
Dari awalnya Cuma
menonton dan jadi pengembira, ia mulai membuat puisi. Ia banyak membuat banyak
syair indah. Namun tidak bisa mendeklarasikan puisi sebagaimana penyair lain.
Karena tidak mampu
membaca puisi secara langsung, ia mencari cara agar tetap bisa membaca puisi
dengan cara lain, tanpa harus mendeklamasi.
Ia menemukan jalan
keluarnya, penyair muda itu mulai menggunakan musik gitar dan menyanyikan
syair-syairnya. Kebetulan ketika kecil ia sudah belajar bermain gitar. Gubahan
syairnya kini berubah menjadi lirik lagu indah. Tanpa sadar ia ternyata juga
bisa menemukan nada-nada yang indah untuk syairnya. Ia baru sadar bisa membuat
lagu.
Setelah sekian lama
berkarya, mengamen di Malioboro, dan tampil di berbagai panggung,
teman-temannya mendoorongnya untuk rekaman, ia menolak karna tidak yakin
karyanya akan di terima. Teman-temannya memaksa untuk membuat demo dan
mengantarkannya ke beberapa studio rekaman. Ternyata ada salah satu studio yang
tertarik dan mengundang penyair yang bernyanyi akibat tidak bisa mendeklamasi
ini.
Apakah ini kisah tentang penyanyi
yang tidak berbakat?
Tidak, ini bukan kisah seniman yang
tidak berbakat.
Ini adalah kisah masa
lalu Ebiet G. Ade yang kini di kenal sebagai legenda hidup pelantun lagu balada
Indonesia.
Beruntung Ebiet tidak
bisa mendeklamasi, sehingga kita mempunyai penyanyi balada yang mewarnai musik
Indonesia.
Sentuhan musiknya telah mendorong
pembaruan pada dunia musik pop Indoonesia di kisaran tahun 1979-1983.
Lagu-lagunya di tulis sendiri, dan ia
memilih tidak menyanyikan lagu yang diciptakan oranglain.
Tema lagunya beragam, mulai dri lagu
yang bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dan juga
cinta.
Sejauh ini terdapat sekitar 25 album
yang sudah di terbitkan oleh berbagai perusahaan rekaman.
Berbagai penghargaanpun sudah
diterima, di antaranya: 18 Golden dan Platinum, 10 lagu tebaik ASIRI,
penghargaan Cipta Lagu Pembangunan, BASF Award (1984-1988), penyanyi solo dan
balada terbaik Anugrah Musik Indonesia (1997), Lagu Terbaik AMI Sharp Award
(2000), Planet Musik Award dari Singapura (2002), Penghargaan Lingkungan Hidup
(2005), Duta Lingukungan Hidup (2006), dan yang lainnya. (sumber : www.ebietgade.com, dll)
Hikmah :
Ebiet sebelumnya tidak sadar
mempunyai bakat menciptakan lagu. Bakat itu di temukan ketika ia mencari cara
lain mengungkapkan ekspresi syairnya tanpa mendeklamasi. Setelah banyak lagu
dibuat pun, ia masih tidak sadar bahwa karya nya akan menasional. Ia sempat
ragu untuk masuk ke dapur rekaman. Sulit untuk membayangkan bahwa penyanyi
sekaliber Ebiet pernah meragukan kemampuannya.
Daftar Judul : Klik Disini
Daftar Judul : Klik Disini
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar